Berita

Jumat, 19 Agustus 2016

71 Tahun Indonesia Merdeka, Bankaltim Sudah Punya 1.052 Kantor Cabang

Hari kemerdekaan memang saat yang istimewa. Hari ini bisa menjadi momen untuk menjunjung nilai persatuan dan kekompakan yang menjadi pelecut semangat BPD Kaltim atau Bankaltim supaya bisa terus berkarya.

 

Hal itu tampak pada upacara 17 Agustus di halaman parkir gedung BPD Kaltim, Rabu (17/8/2016). Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup), Dirut BPD Kaltim Zainuddin Fanani mengingatkan hal tersebut agar Bankaltim mampu menghadapi segala persoalan. BPD Kaltim sudah menjadi bank yang besar. Kini telah tersedia di wilayah Kaltim dan Kaltara dengan jumlah 1.052 jaringan kantor dan layanan," tuturnya.

 

Dia menjelaskan, 1.052 jaringan tersebut terdiri dari 1 kantor pusat; 17 kantor cabang; 87 kantor cabang pembantu; 83 kantor kas; 42 Payment Point;14 Mobile Banking; 314  Mesin ATM; 468  Mesin EDC; dan 26 office chaneling. "Dengan tersebarnya jaringan kantor dan layanan tersebut menunjukkan bahwa BPD Kaltim adalah Bank besar. Sebagai Bank yang besar, kita harus percaya diri, harus optimis, bahwa kita dapat mengatasi segala persoalan yang menghadang di hadapan kita," tuturnya.

 

Zainuddin mengingatkan, untuk menjaga kekompakan, pegawai diminta saling sinergi. Pasalnya jika satu saja ada yang egois atau kurang peduli dengan sesama pegawai bisa mempengaruhi kinerja Bankaltim secara keseluruhan. "Menipisnya nilai persatuan dan kurang peduli sesama pegawai akan menghambat berujung menurunnya kinerja. Mari dengan semangat mengabdi kepentingan bersama dan membangun bangsa kita harus bisa bersaing di skala internasional," tuturnya.

 

Dirut BPD Kaltim juga salut atas kegigihan dan semangat pegawai di BPD Kaltim di perbatasan Kaltim dan wilayah pelosok Long Bagun, Sebatik. ''Saya memahami dan sudah mengunjungi betapa minimnya infrastruktur di sana tapi pegawai Bankaltim tetap semangat. Di perbatasan dan pelosok tidak ada bank yang melayani masyarakat selain BPD Bankaltim. Kita melayani di pelosok bahkan ada ancaman dari masyarakat, kalau tidak melayani, mereka akan cabut dari warga negara RI," tuturnya.

 

Zainuddin melanjutkan, setelah masyarakat di perbatasan dilayani, ternyata sangat bermanfaat bagi warga di sana. Mereka juga bisa melakukan transaksi perbankan seperti mengirim atau menerima uang dari kerabat mereka yang jauh di Jakarta, Sulawesi, maupun wilayah lainnya. (*)